Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erickson
Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erikson mengatakan bahwa manusia
mengalami perkembangan dalam delapan tahapan. Ada urutan dalam tahapan
perkembangan tersebut, namun tidak ditetapkan menurut suatu jadwal
kronologis tertentu. Erikson (Psikososial) berpendapat bahwa setiap anak memiliki jadwal waktunya sendiri untuk
memenuhi tahapan perkembangan tersebut. Erikson menekankan
perubahan perkembangan sepanjang kehidupan manusia, bukan hanya dalam lima
tahun pertama kehidupan, sebagaimana yang disampaikan dalam teori perkembangan
psikoseksual Freud. Tiap tahap terdiri
dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan individu sebuah krisis yang
harus dihadapi.
Tahapan Perkembangan Psikososial
Eric Erikson yaitu :
Tahap
1
Trust
VS MisTrust (Kepercayaan
VS Kecurigaan)
Kepercayaan
dasar terbentuk pada masa bayi terhadap ibu (pengasuh) yang ditunjukkan dengan
kenyamanan selama dalam pengasuhan, baik ketika tidur, makan, maupun bermain. Kebiasaan
itu berlangsung terus dalam kehidupan bayi dan merupakan dasar paling awal bagi
berkembangnya suatu perasaan identitas psikososial. Bayi belajar untuk percaya
pada orang dewasa di sekitarnya dan menjadi dasar baginya untuk mempercayai
dirinya sendiri. Kegagalan mengembangkan rasa percaya menyababkan bayi
mengembangkan kecurigaan dasar. Ia akan merasa takut tidak akan ada kenyamanan
dari lingkungannya, sehingga bayi tersebut mengembangkan kecurigaan pada orang
lain dan tidak percaya pada dirinya sendiri.
Tahap 2
Otonomi VS Perasaan Malu dan Ragu-Ragu.
Anak cenderung aktif dalam segala
hal. Anak harus didorong untuk mengalami situasi-situasi yang menuntut
kemandirian dalam melakukan pilihan. Rasa mampu mengendalikan diri membuat anak
memiliki kemauan yang baik dan bangga yang bersifat menetap. Sebaliknya,
pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan
kehilangan kontrol diri sehingga menyebabkan perasaan malu dan ragu-ragu dalam
bertindak yang juga bersifat menetap.
Tahap 3
Inisiatif VS Kesalahan
Tahap inisiatif yaitu suatu masa
untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab dengan berinteraksi dengan
lingkungan. Selama tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan lebih
seimbang secara fisik maupun kejiwaan yang memunculkan rasa ingin tahu
terhadap segala hal yang dilihatnya Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini
mendapatkan pola asuh yang salah,
mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri. Keterasingan
batin timbul karena suatu perasaan bersalah dan sifat ini menetap hingga
dewasa.
Tahap 4
Kerajinan VS Inferioritas
Pada Tahapan Perkembangan
Psikososial Eric Erikson ini, individu diharapkan mulai menempuh pendidikan
formal. Orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman
harus menerima kehadirannya. Bahaya dari tahap ini ialah anak bisa
mengembangkan perasaan rendah diri apabila ia tidak berhasil menguasai
tugas-tugas yang dipilihnya atau yang diberikan oleh guru dan orangtua. Anak
dapat mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena
mereka merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah
diri.
Tahap 5
Identitas VS Kekacauan Identitas
Individu mulai mencari siapa
dirinya, namun sudah siap untuk memasuki suatu peranan yang berarti di tengah
masyarakat. Pada tahap ini ego memiliki kapasitas untuk memilih dan
mengintegrasikan bakat-bakat dan ketrampilan dalam melakukan identifikasi
dengan orang yang sependapat dalam lingkungan sosial, serta menjaga
pertahanannya terhadap berbagai ancaman dan kecemasan. Apabila terjadi krisis
identitas, membentuk bentuk suatu identitas yang stabil atau sebaliknya akan
kekacauan peranan. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya
bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik
pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik
maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.
Tahap
6
Keintiman VS Isolasi
Dalam
Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erikson ini, individul memiliki keinginan
dan kesiapan untuk menyatukan identitasnya dengan orang lain, dan diistilahkan
dengan kata cinta.
Agar memiliki arti sosial yang bersifat menetap maka genitalitas membutuhkan
seseorang untuk dicintai dan diajak mengadakan hubungan seksual. Apabila hal
tersebut tidak dapat dilakukan maka ada kecenderungan mengalami masalah
intimasi yaitu isolasi.
Tahap 7
Generatifitas VS Stagnasi
Tugas yang harus dicapai dalam
tahapan ini adalah dapat mengabdikan diri guna mencapai keseimbangan antara
sifat melahirkan sesuatu (generatifitas) dengan tidak melakukan apa-apa
(stagnasi). Individu menaruh perhatian perhatian terhadap apa yang dihasilkan,
keturunan, produk, ide serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman
untuk generasi mendatang. Apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan
maka kepribadian akan mundur dan mengalami stagnasi.
Tahap 8
Integritas VS Keputusasaan
Tahap ini merupakan tahap terakhir,
dimana individu berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan
kegagalan dalam hidup. Apabila individu mengalami kegagalan dalam menyesuaikan
diri, maka yang terbentuk adalah keputusasaan. Keputusasaan dalam
menghadapi perubahan siklus kehidupan. Dalam tahapan ini berkembang pula
kebijaksanaan, yaitu nilai yang berkembang dari hasil pertemuan antara
integritas dan keputusasaan.
Sumber : Psikodemia.com
Komentar
Posting Komentar