Mental Disorder Bukanlah Sebuah Kesalahan
Setiap
manusia memiliki dua aspek kesehatan yang mendukung kehidupannya secara
individu, yaitu aspek fisik dan kejiwaan. Aspek kesehatan fisik adalah segala
hal yang dapat kita perhatikan berkaitan dengan fisik seseorang. Cedera atau
sakit yang dikarenakan bakteri atauupun virus dapat kita lihat secara kasat
mata dari tampilan seseorang secara fisik. Berbeda dengan itu, aspek
kesehatan jiwa adalah hal yang sulit diamati secara langsung. Aspek kejiwaan
ini berkaitan dengan diri pribadi seseorang sebagai individu yang menjadi
bagian dari sebuah kelompok sosial tertentu.
Jiwa
(mental) ini merupakan aspek yang penting bagi seseorang. Pada situasi
tertentu, seseorang bisa saja mengalami gangguan mental. Gangguan mental ini
biasa disebut dengn mental disorder/gangguan mental/kelainan mental. Pada
kondisi-kondisi tertentu seseorang bisa saja mengalami gangguan mental yang
mungkin dapat dikarenakan lingkungan sekitarnya. Ada beberapa hal yang
dapat menjadi pemicu gangguan mental, yaitu:
Faktor
sosial, seperti kemisikinan, konflik rumah tangga, belum bekerja dan masalah
finansial, faktor biologis, seperti genetik, kerusakan pada otak dan menderita
penyakit berisiko tinggi, faktor psikologis, seperti putus asa dan merasa
rendah diri, mengalami kejadian yang tidak baik semasa kecil seperti kekerasan
seksual, kehilangan orang tua di usia muda atau anak yang kurang perhatian.
Salah satu
gangguan kesehatan mental yang paling sering dijumpai adalah depresi. Depresi
adalah gangguan mental yang dapat mempengaruhi pola pikir, perasaan, suasana
hati, dan dapat mempengaruhi cara seseorang dalam menghadapi kehidupannya
seharihari. Seseorang akan merasa sedih, putus asa, dan tidak memiliki motivasi
untuk beraktivitas. Depresi bukan hanya sebuah kelainan mental yang
menyebabkan perubahan emosi semata semacam bipolar disorder. Lebih dari itu,
depresi akan mengganggu aktivitas seseorang secara terus-menerus hingga
berminggu-minggu.
Belum lama
ini ada sebuah kasus yang menjadi perbincangan di media nasional. Seseorang
menayangkan secara live video dirinya melakukan bunuh diri di laman Facebook
pribadinya. Belakangan diketahui orang tersebut mengalami depresi setelah rumah
tangga yang ia jalin bersama istrinya kandas. Mirisnya, pada penayangan
live video tersebut orang-orang yang menyaksikan seakan-akan mengolok-ngolok
pelaku (atau mungkin bisa dibilang korban). Ada yang mengejeknya, menyuruhnya
agar segera melakukan aksinya, dan juga “menghakimi” di tengah-tengah aksinya.
Padahal jika dilihat, orang yang sedang mengalami depresi seperti itu justru
harus mendapatkan bimbingan moral yang tepat. Ada akumulasi yang hebat dari
beban stres yang dialami seseorang sehingga ia nekat melakukan aksi semacam itu.
Banyak dari
penderita mental disorder karena tidak memiliki saluran emosi yang tepat. Salah
satu langkah yang bisa kita lakukan jika melihat seseorang mengalami gejala
mental disorder adalah menjadi pendengar yang baik. Bukan tidak mungkin stres
atau depresi yang timbul dalam diri seseorang adalah akumulasi dari kegundahan
hati dan beban pikiran yang ia pendam sendiri. Biasanya, dengan didengarkan
seseorang akan merasa lebih baik dan lebih nyaman terhadap dirinya. Jika
gejala-gejala mental disorder tersebut masih berlanjut, sarankanlah mereka
untuk mendapatkan bimbingan dari pihak yang profesional. Mendatangai psikiater
bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan. Stigma negatif terhadap seseorang yang
mendatangi psikiater harus dihilangkan. Mendatangi seorang psikiater tidak
berarti seseorang tersebut “gila” atau semacamnya. Selayaknya dokter yang
menangani penyakin jasmani, psikiater adalah ahli dalam penanganan penyakit
mental/mental disorder.
Kesehatan
jiwa juga merupakan kebutuhan setiap orang. Kondisi psikologis yang baik akan
membawa suasana hati yang baik pula pada seorang individu. Gejala mental
disorder yang tidak ditangani dengan serius akan menyebabkan gangguan pada
fungsi seorang individu di masyarakat. Perannya sebagai anggota masyarakat akan
terganggu karena kondisi psikologisnya yang tidak stabil. Ditambah lagi dengan
stigma negatif masyarakat terhadap penderita mental disorder yang akan
memperburuk keadaan tersebut.
Maka dari
itu, butuh kesadaran tinggi dari lingkungan sosial untuk mencegah gejala-gejala
mental disorder tersebut tumbuh pada diri seseorang. Dukungan moral dari keluarga
sebagai kelompok sosial primer juga akan sangat membantu dalam pencegahan
timbulnya masalah-masalah mental disorder. Selain itu tidak ada salahnya juga
seseorang mendapatkan bimbingan dari pihak profesional seperti psikiater dalam
menangani masalah kejiwaannya karena kesehatan kejiwaan seseorang juga
merupakan hal yang penting di samping aspek kesehatan jasmani.
Sumber : student.cnnindonesia.com
Komentar
Posting Komentar